Minggu, November 30, 2008

Pengobatan Kanker

Nanoteknologi yang namanya begitu bergaung, aplikasinya telah mendapat tempat dalam berbagai bidang. Dalam bidang kesehatan, khususnya dalam pengobatan, nanodevice (piranti nano) telah mulai menunjukkan harapan yang besar dalam penggunaannya. Berbagai pilihan teknologi nano kini tersedia seperti dendrimer, quantum dot, cantilever, nanopore, nanotube, dan nanoshell.

Pengobatan kanker secara kemoterapi yang bersifat tidak spesifik, tidak hanya mengakibatkan kematian pada sel kanker tetapi juga kerusakan pada sel-sel yang sehat.

Pengiriman senyawa toksik langsung ke target sel yang diinginkan yaitu sel kanker merupakan model pengobatan kanker yang ideal. Dengan tersedianya teknologi penghantaran obat yang baik (targetted drug delivery), maka obat secara cerdas dapat menemukan targetnya, yaitu sel kanker sehingga meningkatkan efek anti kankernya serta menurunkan efek toksiknya terhadap sel yang sehat. Teknologi dendrimer yang saat ini tengah dikembangkan oleh berbagai grup riset, diharapkan menjadi wahana pengangkut obat sampai ke sasarannya.

Dendrimer muncul sebagai biomaterial polimer yang relatif masih baru dengan aplikasi pada penghantaran obat dan pencitraan sel. Material dendrimer sendiri merupakan polimer berbentuk globuler (tidak linier) dan bercabang banyak dan bersifat biokompatibel.

Dendrimer, yang digunakan untuk mengangkut muatan obat atau senyawa diagnostik penanda kanker bahkan juga DNA, yang pernah diteliti adalah PAMAM (poliamidoamin), polipropilenimin, poliaril eter, dan lainnya. Muatan obat pada dendrimer bisa diatur dengan mengubah-ubah jumlah pembentuk dendrimer itu sendiri atau dengan kata lain mengatur banyaknya cabang pada dendrimer.

Duncan dkk, telah berhasil membuat suatu konjugat PAMAM dengan cisplatin, suatu obat antikanker yang kuat dengan toksisitas nonspesifik dan kelarutan rendah dalam air. Dengan terbentuknya konjugat maka sifat kelarutannya dalam air menjadi lebih baik dan menurunkan toksisitas sistemiknya serta akumulasinya selektif pada tumor solid.

Keberhasilan membuat konjugat asam folat multivalen pada dendrimer juga telah membawa implikasi penting pada pentargetan obat untuk sel tumor. Sebelumnya telah diketahui bahwa pada sel kanker diproduksi banyak sekali reseptor atau pengenal asam folat, suatu keadaan yang tidak seperti pada sel normal. Karakteristik seperti inilah yang menjadikan pintu masuk bagi sistem penghantaran obat bertarget.

Dendrimer akan membawa muatan berupa obat, pengenal, dan pengait (linker). Sebagai pengenal, asam folat yang diikatkan pada dendrimer, akan berjabat tangan dengan reseptor pada sel kanker. Hasil dari jabat tangan ini maka dendrimer beserta muatannya akan diijinkan masuk ke dalam sel yang sulit ditembus dengan cara biasa. Suasana cairan diluar dan didalam sel berbeda tingkat keasamannya, maka pengait akan mudah terlepas sehingga obat berada dalam posisi bebas dan siap melakukan tugasnya untuk menghantam seluruh isi sel.

Secara umum inilah skrenario untuk mengelabui sel kanker dalam penghantaran obat, sehingga kemungkinan sel sehat terkena obat dapat dihindari. Berbagai obat atau senyawa kimia yang berhasil dibuat konjugatnya dengan dendrimer antara lain, antitumor metotreksat dengan poliaril eter, metotreksat dengan PAMAM, 5-florourasil dengan PAMAM.

Penggunaan dendrimer pada sistem biologi berkembang pesat selama dekade terakhir ini. Hal ini memberi harapan dalam pengantaran obat yang spesisfik dan sistem diagnosa yang lebih baik.

Untuk dapat diterapkan pada pengobatan yang sesungguhnya pada manusia masih memerlukan jalan yang cukup panjang. Berbagai karakteristik konjugat dendrimer masih perlu diuji, tidak hanya agar masa kerjanya lebih lama dalam aliran darah tetapi juga kemudahan untuk dibuang dari tubuh dengan laju tertentu. Lebih dari jauh lagi, masih perlu diuji biokompatibilasnya, karena lokalisasi dendrimer di jaringan tertentu masih sulit diprediksi efek yang diakibatkannya.

Senin, November 10, 2008

Dampak pemanasan global

Menurut perkiraan, efek rumah kaca telah meningkatkan suhu bumi rata-rata 1-5°C. Bila kecenderungan peningkatan gas rumah kaca tetap seperti sekarang akan menyebabkan peningkatan pemanasan global antara 1,5-4,5°C sekitar tahun 2030. Dengan meningkatnya konsentrasi gas CO2 di atmosfer, maka akan semakin banyak gelombang panas yang dipantulkan dari permukaan bumi diserap atmosfer. Hal ini akan mengakibatkan suhu permukaan bumi menjadi meningkat. Mekanisme terjadinya efek rumah kaca adalah sebagai berikut (gambar 1). Bumi secara konstan menerima energi, kebanyakan dari sinar matahari tetapi sebagian juga diperoleh dari bumi itu sendiri, yakni melalui energi yang dibebaskan dari proses radioaktif (Holum, 1998:237). Sinar tampak dan sinar ultraviolet yang dipancarkan dari matahari. Radiasi sinar tersebut sebagian dipantulkan oleh atmosfer dan sebagian sampai di permukaan bumi. Di permukaan bumi sebagian radiasi sinar tersebut ada yang dipantulkan dan ada yang diserap oleh permukaan bumi dan menghangatkannya.

SAJAK SEONGGOK JAGUNG

Oleh :
W.S. Rendra

Seonggok jagung di kamar
dan seorang pemuda
yang kurang sekolahan.

Memandang jagung itu,
sang pemuda melihat ladang;
ia melihat petani;
ia melihat panen;
dan suatu hari subuh,
para wanita dengan gendongan
pergi ke pasar ………..
Dan ia juga melihat
suatu pagi hari
di dekat sumur
gadis-gadis bercanda
sambil menumbuk jagung
menjadi maisena.
Sedang di dalam dapur
tungku-tungku menyala.
Di dalam udara murni
tercium kuwe jagung

Seonggok jagung di kamar
dan seorang pemuda.
Ia siap menggarap jagung
Ia melihat kemungkinan
otak dan tangan
siap bekerja

Tetapi ini :

Seonggok jagung di kamar
dan seorang pemuda tamat SLA
Tak ada uang, tak bisa menjadi mahasiswa.
Hanya ada seonggok jagung di kamarnya.

Ia memandang jagung itu
dan ia melihat dirinya terlunta-lunta .
Ia melihat dirinya ditendang dari diskotik.
Ia melihat sepasang sepatu kenes di balik etalase.
Ia melihat saingannya naik sepeda motor.
Ia melihat nomor-nomor lotre.
Ia melihat dirinya sendiri miskin dan gagal.
Seonggok jagung di kamar
tidak menyangkut pada akal,
tidak akan menolongnya.

Seonggok jagung di kamar
tak akan menolong seorang pemuda
yang pandangan hidupnya berasal dari buku,
dan tidak dari kehidupan.
Yang tidak terlatih dalam metode,
dan hanya penuh hafalan kesimpulan,
yang hanya terlatih sebagai pemakai,
tetapi kurang latihan bebas berkarya.
Pendidikan telah memisahkannya dari kehidupan.

Aku bertanya :
Apakah gunanya pendidikan
bila hanya akan membuat seseorang menjadi asing
di tengah kenyataan persoalannya ?
Apakah gunanya pendidikan
bila hanya mendorong seseorang
menjadi layang-layang di ibukota
kikuk pulang ke daerahnya ?
Apakah gunanya seseorang
belajat filsafat, sastra, teknologi, ilmu kedokteran,
atau apa saja,
bila pada akhirnya,
ketika ia pulang ke daerahnya, lalu berkata :
“ Di sini aku merasa asing dan sepi !”



Yg Belum dpt piuisinya Copy di sini aja!